Oke, mari kita buat artikel SEO yang asyik tentang pengertian wawancara menurut para ahli!
Halo, selamat datang di menurutdata.site! Senang sekali bisa menemani kamu dalam memahami lebih dalam tentang dunia wawancara. Pernahkah kamu bertanya-tanya, sebenarnya apa sih wawancara itu? Mungkin kamu sering melihat adegan wawancara di televisi, atau bahkan pernah mengalaminya sendiri.
Wawancara bukan sekadar tanya jawab biasa. Ini adalah proses interaksi yang kompleks, di mana informasi dipertukarkan dan berbagai aspek dinilai. Wawancara bisa menjadi pintu gerbang menuju pekerjaan impian, penelitian yang mendalam, atau bahkan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri dan orang lain.
Di artikel ini, kita akan mengupas tuntas pengertian wawancara menurut para ahli. Kita akan membahas berbagai definisi, jenis-jenis wawancara, tujuannya, dan bagaimana cara melakukan wawancara yang efektif. Jadi, siapkan cemilan favoritmu, mari kita mulai petualangan ini!
Mengapa Penting Memahami Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli?
Perspektif Akademis: Lebih dari Sekadar Bertanya
Memahami pengertian wawancara menurut para ahli sangat penting karena memberikan kita kerangka kerja yang lebih mendalam. Bukan hanya sekadar praktik, tetapi juga teori yang mendasarinya. Ini membantu kita melihat wawancara bukan hanya sebagai serangkaian pertanyaan, tetapi sebagai metode pengumpulan data yang sistematis.
Para ahli telah merumuskan definisi wawancara dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti tujuan, struktur, dan peran masing-masing pihak yang terlibat. Dengan memahami definisi-definisi ini, kita bisa lebih kritis dalam menganalisis wawancara dan meningkatkan efektivitasnya.
Misalnya, seorang peneliti yang memahami pengertian wawancara menurut para ahli akan lebih mampu merancang pertanyaan yang relevan, menghindari bias, dan menginterpretasikan jawaban dengan akurat. Begitu pula dengan seorang pewawancara kerja, ia akan lebih percaya diri dalam menggali informasi penting dari kandidat dan membuat keputusan yang tepat.
Manfaat Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari
Selain manfaat akademis, pemahaman tentang pengertian wawancara menurut para ahli juga sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kita seringkali melakukan wawancara, baik secara formal maupun informal, tanpa menyadarinya.
Contohnya, saat kita bertanya kepada teman tentang pengalamannya menggunakan suatu produk, atau saat kita mewawancarai tukang untuk memperbaiki atap rumah. Dengan memahami prinsip-prinsip wawancara yang baik, kita bisa mendapatkan informasi yang lebih akurat dan membuat keputusan yang lebih baik.
Selain itu, pemahaman ini juga membantu kita menjadi pendengar yang lebih baik dan komunikator yang lebih efektif. Kita bisa belajar bagaimana mengajukan pertanyaan yang tepat, mendengarkan dengan seksama, dan menanggapi jawaban dengan bijak.
Definisi Wawancara Menurut Beberapa Ahli Terkemuka
Menurut Norman Blaikie (2009)
Norman Blaikie, dalam bukunya "Designing Social Research," mendefinisikan wawancara sebagai proses interaksi verbal antara pewawancara dan responden, yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan topik penelitian. Blaikie menekankan pentingnya fleksibilitas dalam wawancara, di mana pewawancara dapat menyesuaikan pertanyaan dan teknik wawancara sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik responden.
Definisi ini menyoroti bahwa wawancara adalah proses yang dinamis dan adaptif. Pewawancara tidak hanya sekadar mengajukan pertanyaan, tetapi juga harus mampu berinteraksi secara efektif dengan responden, membangun kepercayaan, dan menciptakan suasana yang nyaman agar responden bersedia memberikan informasi yang jujur dan akurat.
Blaikie juga menekankan pentingnya etika dalam wawancara. Pewawancara harus menghormati hak-hak responden, menjaga kerahasiaan informasi, dan menghindari pertanyaan yang bersifat diskriminatif atau menyinggung.
Menurut Robert Kahn dan Charles Cannell (1957)
Robert Kahn dan Charles Cannell, dalam buku klasik mereka "The Dynamics of Interviewing," mendefinisikan wawancara sebagai percakapan yang bertujuan, di mana satu pihak (pewawancara) berusaha memperoleh informasi dari pihak lain (responden). Kahn dan Cannell menekankan pentingnya persiapan yang matang sebelum melakukan wawancara, termasuk merumuskan pertanyaan yang jelas dan relevan, serta menentukan tujuan wawancara yang spesifik.
Definisi ini menyoroti pentingnya perencanaan dalam wawancara. Sebelum memulai wawancara, pewawancara harus memiliki pemahaman yang jelas tentang topik yang akan dibahas, tujuan yang ingin dicapai, dan pertanyaan yang akan diajukan.
Kahn dan Cannell juga menekankan pentingnya keterampilan komunikasi yang baik. Pewawancara harus mampu mendengarkan dengan seksama, mengajukan pertanyaan yang jelas dan mudah dipahami, serta menanggapi jawaban responden dengan bijak dan empatik.
Menurut Lexy J. Moleong (2007)
Lexy J. Moleong, seorang ahli metodologi penelitian kualitatif, mendefinisikan wawancara sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan tatap muka antara pewawancara dan informan, dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam dan komprehensif tentang suatu fenomena. Moleong menekankan pentingnya membangun hubungan yang baik antara pewawancara dan informan agar informan bersedia memberikan informasi yang jujur dan akurat.
Definisi ini menyoroti pentingnya hubungan interpersonal dalam wawancara. Pewawancara harus mampu membangun kepercayaan dan rapport dengan informan agar informan merasa nyaman dan aman untuk berbagi informasi yang sensitif dan pribadi.
Moleong juga menekankan pentingnya fleksibilitas dalam wawancara kualitatif. Pewawancara harus bersedia untuk menyesuaikan pertanyaan dan teknik wawancara sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik informan.
Jenis-Jenis Wawancara: Dari Terstruktur hingga Tak Terstruktur
Wawancara Terstruktur: Presisi dan Konsistensi
Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara di mana pewawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan urutan dan formulasi yang sama untuk setiap responden. Jenis wawancara ini sering digunakan dalam penelitian kuantitatif, di mana tujuannya adalah untuk mengumpulkan data yang seragam dan dapat dibandingkan antar responden.
Kelebihan wawancara terstruktur adalah kemudahan dalam analisis data dan kemampuan untuk menghasilkan data yang reliable. Namun, kelemahannya adalah kurangnya fleksibilitas dan kurangnya kesempatan untuk menggali informasi yang mendalam.
Contoh wawancara terstruktur adalah kuesioner yang diisi oleh responden dengan bimbingan pewawancara.
Wawancara Semi-Terstruktur: Keseimbangan Antara Fleksibilitas dan Kontrol
Wawancara semi-terstruktur adalah jenis wawancara di mana pewawancara memiliki daftar topik atau pertanyaan kunci yang ingin dibahas, tetapi pewawancara memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan tambahan atau mengubah urutan pertanyaan sesuai dengan kebutuhan. Jenis wawancara ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana tujuannya adalah untuk memahami pengalaman dan perspektif responden secara mendalam.
Kelebihan wawancara semi-terstruktur adalah keseimbangan antara fleksibilitas dan kontrol. Pewawancara dapat menggali informasi yang relevan dengan topik penelitian, sambil tetap memberikan kesempatan kepada responden untuk berbagi pengalaman dan perspektif mereka.
Contoh wawancara semi-terstruktur adalah wawancara kerja, di mana pewawancara memiliki daftar pertanyaan standar, tetapi juga mengajukan pertanyaan tambahan berdasarkan jawaban kandidat.
Wawancara Tidak Terstruktur: Eksplorasi Mendalam dan Luas
Wawancara tidak terstruktur adalah jenis wawancara di mana pewawancara tidak memiliki daftar pertanyaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pewawancara hanya memiliki topik umum yang ingin dibahas, dan percakapan berkembang secara alami berdasarkan respon responden. Jenis wawancara ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif eksploratif, di mana tujuannya adalah untuk memahami fenomena yang kompleks dan belum banyak dipahami.
Kelebihan wawancara tidak terstruktur adalah fleksibilitas yang tinggi dan kemampuan untuk menggali informasi yang sangat mendalam. Namun, kelemahannya adalah kesulitan dalam analisis data dan risiko bias pewawancara.
Contoh wawancara tidak terstruktur adalah wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat atau wawancara terapi.
Tujuan Wawancara: Menggali Informasi dan Membangun Pemahaman
Tujuan Informatif: Mengumpulkan Fakta dan Data
Salah satu tujuan utama wawancara adalah untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan relevan. Dalam konteks penelitian, wawancara informatif digunakan untuk mengumpulkan data tentang fakta, kejadian, dan opini. Dalam konteks jurnalistik, wawancara informatif digunakan untuk mendapatkan informasi tentang berita dan peristiwa terkini.
Dalam wawancara informatif, pewawancara berperan sebagai pencari fakta yang objektif. Pewawancara harus mengajukan pertanyaan yang jelas dan tepat, serta mendengarkan dengan seksama jawaban responden.
Contoh wawancara informatif adalah wawancara dengan saksi mata dalam kasus kriminal atau wawancara dengan ahli tentang isu-isu ilmiah.
Tujuan Eksploratif: Memahami Perspektif dan Pengalaman
Tujuan lain dari wawancara adalah untuk memahami perspektif dan pengalaman responden. Dalam konteks penelitian kualitatif, wawancara eksploratif digunakan untuk menggali makna dan interpretasi responden tentang suatu fenomena. Dalam konteks konseling, wawancara eksploratif digunakan untuk membantu klien memahami perasaan dan pikiran mereka.
Dalam wawancara eksploratif, pewawancara berperan sebagai pendengar yang empatik. Pewawancara harus menciptakan suasana yang nyaman dan aman agar responden bersedia berbagi pengalaman dan perspektif mereka secara jujur dan terbuka.
Contoh wawancara eksploratif adalah wawancara dengan korban bencana alam atau wawancara dengan pasien yang menderita penyakit kronis.
Tujuan Persuasif: Mempengaruhi Opini dan Perilaku
Wawancara juga dapat digunakan untuk tujuan persuasif, yaitu untuk mempengaruhi opini dan perilaku responden. Dalam konteks pemasaran, wawancara persuasif digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa. Dalam konteks politik, wawancara persuasif digunakan untuk mempengaruhi opini publik.
Dalam wawancara persuasif, pewawancara berperan sebagai pembujuk yang persuasif. Pewawancara harus menggunakan argumen yang logis dan emosional untuk meyakinkan responden.
Contoh wawancara persuasif adalah wawancara dengan pelanggan potensial atau wawancara dengan pemilih dalam kampanye politik.
Rincian Tambahan dalam Bentuk Tabel
Berikut adalah tabel yang merangkum jenis-jenis wawancara berdasarkan struktur dan tujuannya:
Kriteria | Wawancara Terstruktur | Wawancara Semi-Terstruktur | Wawancara Tidak Terstruktur |
---|---|---|---|
Struktur | Sangat Terstruktur | Agak Terstruktur | Tidak Terstruktur |
Pertanyaan | Ditentukan | Topik/Pertanyaan Kunci | Topik Umum |
Fleksibilitas | Rendah | Sedang | Tinggi |
Tujuan | Mengumpulkan Data | Memahami Perspektif | Mengeksplorasi Fenomena |
Analisis Data | Mudah | Agak Sulit | Sulit |
Contoh | Kuesioner | Wawancara Kerja | Wawancara Mendalam |
Kesimpulan: Wawancara Sebagai Jendela Informasi
Memahami pengertian wawancara menurut para ahli membuka wawasan kita tentang kompleksitas dan kekuatan metode pengumpulan data ini. Dari definisi akademis hingga aplikasi praktis, wawancara adalah alat yang ampuh untuk menggali informasi, membangun pemahaman, dan bahkan mempengaruhi opini.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan kamu pemahaman yang lebih baik tentang wawancara. Jangan lupa untuk terus mengunjungi menurutdata.site untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli
- Apa itu wawancara? Wawancara adalah percakapan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari seseorang.
- Siapa yang melakukan wawancara? Pewawancara.
- Siapa yang diwawancarai? Responden atau informan.
- Apa tujuan wawancara? Mengumpulkan informasi, memahami perspektif, atau mempengaruhi opini.
- Apa saja jenis-jenis wawancara? Terstruktur, semi-terstruktur, dan tidak terstruktur.
- Apa itu wawancara terstruktur? Wawancara dengan pertanyaan yang sudah ditentukan.
- Apa itu wawancara semi-terstruktur? Wawancara dengan topik kunci, tetapi fleksibel.
- Apa itu wawancara tidak terstruktur? Wawancara dengan topik umum, tanpa pertanyaan spesifik.
- Mengapa wawancara penting? Karena membantu kita memahami dunia di sekitar kita.
- Apa yang harus dipersiapkan sebelum wawancara? Tujuan, pertanyaan, dan materi pendukung.
- Bagaimana cara menjadi pewawancara yang baik? Mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan jelas, dan bersikap empatik.
- Di mana saja wawancara bisa dilakukan? Tatap muka, telepon, atau online.
- Apakah wawancara selalu formal? Tidak, wawancara bisa formal maupun informal.