Halo, selamat datang di menurutdata.site! Pernahkah Anda mendengar tentang Skala Likert? Mungkin Anda sedang mengerjakan skripsi, tesis, atau penelitian lainnya dan menemukan istilah ini. Atau mungkin Anda hanya penasaran ingin tahu apa sih Skala Likert itu? Nah, Anda berada di tempat yang tepat!
Dalam artikel ini, kita akan membahas tuntas tentang Skala Likert, khususnya menurut pandangan Bapak Sugiyono, seorang ahli metodologi penelitian ternama di Indonesia. Kita akan kupas tuntas mulai dari pengertian dasarnya, contoh penggunaannya, kelebihan dan kekurangannya, hingga bagaimana cara mengolah data yang diperoleh menggunakan skala ini. Jadi, siapkan kopi atau teh Anda, duduk santai, dan mari kita mulai belajar bersama!
Kami di menurutdata.site sangat senang bisa berbagi informasi yang bermanfaat dan mudah dipahami. Tujuan kami adalah membuat topik-topik yang terkesan rumit menjadi lebih sederhana dan menyenangkan untuk dipelajari. Jadi, jangan ragu untuk bertanya atau memberikan komentar di bawah artikel ini. Kami akan dengan senang hati menjawab semua pertanyaan Anda.
Apa Itu Skala Likert? Definisi Menurut Sugiyono
Pengertian Dasar Skala Likert
Skala Likert adalah salah satu jenis skala pengukuran sikap yang paling populer dan sering digunakan dalam penelitian. Secara sederhana, Skala Likert digunakan untuk mengukur pendapat, persepsi, atau sikap seseorang terhadap suatu pernyataan atau objek. Pernyataan-pernyataan ini biasanya disusun dalam bentuk kuesioner atau angket.
Menurut Sugiyono, Skala Likert adalah skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan topik penelitian.
Contoh Penerapan Skala Likert
Bayangkan Anda ingin mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan sebuah restoran. Anda bisa membuat kuesioner dengan beberapa pernyataan, misalnya:
- Pelayanan di restoran ini ramah.
- Makanan yang disajikan lezat.
- Harga makanan di restoran ini sesuai dengan kualitasnya.
- Suasana restoran nyaman.
- Saya akan merekomendasikan restoran ini kepada teman-teman saya.
Responden kemudian diminta untuk memberikan tanggapan terhadap setiap pernyataan menggunakan skala yang telah ditentukan, misalnya:
- Sangat Setuju (SS)
- Setuju (S)
- Netral (N)
- Tidak Setuju (TS)
- Sangat Tidak Setuju (STS)
Setiap jawaban kemudian diberi skor, misalnya SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1. Skor-skor ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor total kepuasan pelanggan.
Mengapa Skala Likert Populer?
Skala Likert populer karena beberapa alasan. Pertama, skala ini relatif mudah dibuat dan dipahami oleh responden. Kedua, data yang diperoleh dari Skala Likert mudah diolah dan dianalisis. Ketiga, Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur berbagai macam sikap, pendapat, dan persepsi. Dan yang terpenting, Skala Likert menurut Sugiyono memberikan landasan yang kuat dalam perancangan instrumen penelitian yang valid dan reliabel.
Kelebihan dan Kekurangan Skala Likert
Kelebihan Skala Likert Menurut Sugiyono
Menurut Sugiyono, dan juga secara umum, Skala Likert memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
- Mudah dibuat dan diadministrasikan: Kuesioner Skala Likert relatif mudah dibuat dan dipahami oleh responden. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang praktis untuk pengumpulan data.
- Fleksibel: Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur berbagai macam sikap, pendapat, dan persepsi.
- Data mudah diolah: Data yang diperoleh dari Skala Likert dapat diolah dan dianalisis menggunakan berbagai teknik statistik.
- Memungkinkan pengukuran intensitas sikap: Dengan adanya tingkatan pilihan jawaban, Skala Likert memungkinkan untuk mengukur seberapa kuat sikap seseorang terhadap suatu isu.
Kekurangan Skala Likert Menurut Sugiyono
Meskipun memiliki banyak kelebihan, Skala Likert menurut Sugiyono juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:
- Respon dapat bersifat subjektif: Jawaban responden dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor subjektif, seperti suasana hati, pemahaman terhadap pertanyaan, dan bias pribadi.
- Respons cenderung sentral: Responden cenderung memilih jawaban netral atau moderat untuk menghindari memberikan jawaban yang ekstrem.
- Skor total tidak selalu memberikan gambaran yang lengkap: Skor total yang diperoleh dari Skala Likert tidak selalu mencerminkan kompleksitas sikap responden.
- Kemungkinan terjadi acquiescence bias: Kecenderungan responden untuk menyetujui pernyataan terlepas dari isi pernyataan itu sendiri.
Tips Mengatasi Kekurangan Skala Likert
Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan ini, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
- Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami: Pastikan pertanyaan dalam kuesioner mudah dipahami oleh responden. Hindari penggunaan istilah-istilah yang ambigu atau jargon.
- Pastikan pernyataan bersifat netral: Hindari pernyataan yang bersifat sugestif atau mengarahkan responden untuk memberikan jawaban tertentu.
- Gunakan jumlah skala yang tepat: Jumlah skala yang ideal biasanya antara 5 hingga 7 poin. Terlalu sedikit atau terlalu banyak poin dapat mengurangi validitas dan reliabilitas skala.
- Lakukan uji validitas dan reliabilitas: Pastikan kuesioner yang Anda gunakan valid dan reliabel. Ini penting untuk memastikan bahwa data yang Anda peroleh akurat dan konsisten.
Membuat Kuesioner Skala Likert yang Efektif
Langkah-Langkah Pembuatan Kuesioner
Membuat kuesioner Skala Likert yang efektif membutuhkan perencanaan dan perhatian yang cermat. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:
- Tentukan tujuan penelitian: Apa yang ingin Anda ukur dengan Skala Likert? Tujuan penelitian yang jelas akan membantu Anda merumuskan pertanyaan yang relevan.
- Identifikasi dimensi yang akan diukur: Apa saja aspek-aspek yang ingin Anda ukur dari sikap, pendapat, atau persepsi responden? Identifikasi dimensi-dimensi ini akan membantu Anda membuat pertanyaan yang komprehensif.
- Rumuskan pernyataan: Buat pernyataan yang relevan dengan tujuan penelitian dan dimensi yang telah Anda identifikasi. Pastikan pernyataan bersifat netral, jelas, dan mudah dipahami.
- Tentukan skala jawaban: Tentukan jumlah skala jawaban yang akan Anda gunakan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jumlah skala yang ideal biasanya antara 5 hingga 7 poin.
- Susun kuesioner: Susun pernyataan-pernyataan dalam urutan yang logis dan mudah diikuti oleh responden.
- Uji coba kuesioner: Uji coba kuesioner kepada sekelompok kecil responden untuk mengidentifikasi potensi masalah, seperti pertanyaan yang ambigu atau sulit dipahami.
- Revisi kuesioner: Revisi kuesioner berdasarkan hasil uji coba.
- Lakukan uji validitas dan reliabilitas: Pastikan kuesioner yang Anda gunakan valid dan reliabel.
Contoh Pernyataan yang Baik dan Buruk
Berikut adalah beberapa contoh pernyataan yang baik dan buruk dalam kuesioner Skala Likert:
- Pernyataan yang baik: "Saya merasa nyaman dengan suhu ruangan di kantor ini." (Netral, jelas, dan mudah dipahami)
- Pernyataan yang buruk: "Bukankah semua orang setuju bahwa bos kita sangat hebat?" (Sugestif dan tidak netral)
- Pernyataan yang baik: "Saya puas dengan kesempatan pengembangan karir yang ditawarkan oleh perusahaan ini." (Spesifik dan relevan)
- Pernyataan yang buruk: "Apakah Anda setuju dengan kebijakan perusahaan?" (Terlalu umum dan ambigu)
Pentingnya Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas adalah dua konsep penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kuesioner Skala Likert. Validitas mengacu pada sejauh mana kuesioner mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas mengacu pada sejauh mana kuesioner menghasilkan hasil yang konsisten. Kuesioner yang valid dan reliabel akan memberikan data yang akurat dan terpercaya. Tanpa validitas dan reliabilitas, hasil penelitian Anda akan sulit dipertanggungjawabkan.
Analisis Data Skala Likert
Metode Analisis Data yang Umum Digunakan
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Beberapa metode analisis data yang umum digunakan untuk data Skala Likert antara lain:
- Analisis Deskriptif: Menghitung frekuensi, persentase, mean, median, dan standar deviasi dari jawaban responden.
- Uji T: Membandingkan mean dari dua kelompok yang berbeda.
- ANOVA: Membandingkan mean dari lebih dari dua kelompok yang berbeda.
- Korelasi: Mengukur hubungan antara dua variabel.
- Regresi: Memprediksi nilai suatu variabel berdasarkan nilai variabel lain.
Menginterpretasikan Hasil Analisis
Interpretasi hasil analisis data Skala Likert perlu dilakukan dengan hati-hati. Perhatikan hal-hal berikut:
- Skor rata-rata: Skor rata-rata menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap suatu pernyataan.
- Distribusi jawaban: Distribusi jawaban menunjukkan sebaran jawaban responden pada setiap skala.
- Signifikansi statistik: Signifikansi statistik menunjukkan apakah perbedaan atau hubungan yang ditemukan signifikan secara statistik atau hanya kebetulan.
Contoh Interpretasi Hasil
Misalnya, Anda menemukan bahwa skor rata-rata untuk pernyataan "Saya puas dengan gaji yang saya terima" adalah 4.0 (dengan skala 1-5). Ini menunjukkan bahwa secara umum, responden merasa puas dengan gaji yang mereka terima. Namun, Anda juga perlu melihat distribusi jawaban. Jika sebagian besar responden memberikan jawaban "Setuju" dan "Sangat Setuju", maka kesimpulan Anda semakin kuat. Jika distribusi jawaban tersebar merata di seluruh skala, maka Anda perlu berhati-hati dalam menarik kesimpulan.
Tabel Contoh Skala Likert
Berikut adalah contoh tabel yang menunjukkan bagaimana data Skala Likert bisa disajikan:
Pernyataan | Sangat Setuju (5) | Setuju (4) | Netral (3) | Tidak Setuju (2) | Sangat Tidak Setuju (1) |
---|---|---|---|---|---|
Pelayanan di restoran ini ramah. | 60% | 30% | 5% | 3% | 2% |
Makanan yang disajikan lezat. | 50% | 40% | 7% | 2% | 1% |
Harga makanan di restoran ini sesuai. | 20% | 40% | 20% | 15% | 5% |
Suasana restoran nyaman. | 70% | 20% | 5% | 3% | 2% |
Saya akan merekomendasikan restoran ini. | 80% | 15% | 3% | 1% | 1% |
Tabel di atas menunjukkan persentase responden yang memilih setiap skala untuk setiap pernyataan. Data ini dapat digunakan untuk menghitung skor rata-rata dan melakukan analisis lebih lanjut.
Kesimpulan
Skala Likert adalah alat yang ampuh untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar, kelebihan dan kekurangan, serta cara membuat dan menganalisis data Skala Likert, Anda dapat menggunakan skala ini secara efektif dalam penelitian Anda. Ingatlah untuk selalu memperhatikan validitas dan reliabilitas kuesioner Anda untuk memastikan data yang akurat dan terpercaya.
Terima kasih telah membaca artikel ini! Kami harap artikel ini bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa untuk mengunjungi menurutdata.site lagi untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya. Sampai jumpa di artikel berikutnya!
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Skala Likert Menurut Sugiyono
-
Apa itu Skala Likert menurut Sugiyono? Skala Likert menurut Sugiyono adalah alat ukur untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap suatu fenomena.
-
Apa saja jenis jawaban yang umum digunakan dalam Skala Likert? Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju.
-
Mengapa Skala Likert banyak digunakan? Karena mudah dibuat, fleksibel, dan datanya mudah diolah.
-
Apa kekurangan Skala Likert? Respon bisa subjektif dan cenderung sentral.
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan Skala Likert? Gunakan bahasa yang jelas, pastikan pernyataan netral, dan lakukan uji validitas dan reliabilitas.
-
Bagaimana cara membuat kuesioner Skala Likert yang efektif? Tentukan tujuan penelitian, identifikasi dimensi, rumuskan pernyataan, dan uji coba kuesioner.
-
Apa itu validitas dalam Skala Likert? Sejauh mana kuesioner mengukur apa yang seharusnya diukur.
-
Apa itu reliabilitas dalam Skala Likert? Sejauh mana kuesioner menghasilkan hasil yang konsisten.
-
Metode analisis data apa yang umum digunakan untuk Skala Likert? Analisis deskriptif, uji T, ANOVA, korelasi, dan regresi.
-
Bagaimana cara menginterpretasikan hasil analisis Skala Likert? Perhatikan skor rata-rata, distribusi jawaban, dan signifikansi statistik.
-
Apakah Skala Likert bisa digunakan untuk semua jenis penelitian? Tidak, Skala Likert paling cocok untuk penelitian yang bertujuan mengukur sikap, pendapat, atau persepsi.
-
Apakah ada alternatif lain selain Skala Likert? Ya, ada skala pengukuran lain seperti Skala Guttman, Semantic Differential Scale, dan Rating Scale.
-
Di mana saya bisa belajar lebih lanjut tentang Skala Likert menurut Sugiyono? Anda bisa membaca buku-buku metodologi penelitian karangan Sugiyono atau mencari artikel-artikel ilmiah yang membahas topik ini.